Pondok Pesantren Waria Al-Fatah dibentuk pada 8 September 2008 sebagai upaya dalam mengakomodasi kebutuhan bagi para waria atau transpuan di Yogyakarta untuk menjalankan aktivitas ibadah dan me- menuhi kebutuhan spiritual mereka. Stigma- tisasi dan diskriminasi sosial yang kerap menerpa kelompok transpuan, mengakibat- kan mereka kesulitan untuk memperoleh akses ibadah secara layak, aman, dan tenang. Melalui dibentuknya pesantren waria ini, para santri transpuan diajarkan berbagai praktik ibadah, menerima bimbin- gan akhlak sebagai makhluk ciptaan Tuhan, hingga membangun sosialisasi dalam kehidupan mereka dengan kelompok mas- yarakat di sekitar pondok pesantren. Meski demikian pada perkembangannya, Pondok Pesantren Waria Al-Fatah kini tidak lagi hanya berfokus dalam pemenuhan kebutu- han ibadah dari para anggotanya, namun telah bertransformasi sebagai ruang bagi mereka dalam mengekspresikan kehidupan dan sebagai sarana memperjuangkan hak serta kebebasan sebagai manusia. Hal tersebut disebabkan karena masih kuatnya stigmatisasi dan kosntruksi sosial yang telah mengakar kuat dalam kehidupan mas- yarakat sehingga menyebabkan kelompok transpuan ini menjadi tereksklusi.
Penulis (Mahasiswa S2 DMKP):
Reza Fadly Adhitya, Annisa Ayu Puspita, Reski Fatima Lolok, Nabila Ayu Putri Suryana, Dwi Darma Putri Alda, Dody Sulaiman, Abdul Salam.