Perubahan transformasi dari SBMPTN menjadi SNBT dirancang untuk memastikan calon mahasiswa memiliki kemampuan penalaran, pemecahan masalah, dan kemampuan belajar yang tinggi. Hal ini penting karena pemahaman yang kuat dan kemampuan berpikir yang baik merupakan dasar yang diperlukan bagi mahasiswa untuk mengikuti program studi spesifik dengan sukses.

Namun, terdapat masalah yang muncul dalam perubahan seleksi masuk di tataran sekolah dimana sekolah dan guru kesulitan untuk memahami sistem SNBT. Seleksi dalam sistem ini memaksa siswa untuk berpikir dengan nalar kritis dan tidak lagi menggunakan metode menghafal seperti pada sistem sebelumnya. Dengan keterbatasan kemampuan guru, maka pihak sekolah pada akhirnya menggandeng bimbingan belajar agar siswa mampu mengikuti seleksi tersebut.

Langkah yang yang harus dilakukan pemerintah adalah dengan menggandeng bimbel untuk memberikan dukungan tambahan dalam persiapan masuk ke perguruan tinggi, mendorong peran orang tua yang lebih aktif dalam mendukung pembelajaran anak. Selanjutnya sekolah dapat meningkatkan kapasitas guru dan menjamin konsistensi serta kontinuitas dalam implementasi kebijakan.

Foto: UGM

Penulis (Mahasiswa S2 DMKP):

Dimas Septian Adi Perdana, Muhammad Alfian, Ulfa Binada, Wardatur Rochmad Masykuroh.