Dr. Wahyudi Kumorotomo, Dr. Ambar Widaningrum, Gava Media, 2010
Reformasi barangkali telah menjadi jargon yang usang. Sejak sepuluh tahun yang lalu, ketika gerakan reformasi berhasil menumbangkan rezim Orde Baru, kata reformasi hampir tidak pernah lowong sebagai diskursus publik. Reformasi diucapkan orang dimana-mana; di TV, radio, sekolah-sekolah, tema lagu, dan menjadi rasanan pada hajatan di pelosok-pelosok pedesaan. Namun demikian satu dasawarsa setelah gerakan reformasi berjalan tanda-tanda keberhasilan reformasi masih jauh dari harapan. Di sana-sini kualitas pelayanan publik masih memprihatinkan, kemiskinan masih membelit masyarakat, dan yang paling menyedihkan praktik korupsi makin mengganas. Pertanyaan besar yang kemudian muncul adalah: Apakah reformasi masih antusias dan mengambil judul reformasi?