Yogyakarta, 24 September 2024 — Departemen Manajemen dan Kebijakan Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIPOL) Universitas Gadjah Mada (UGM) menggelar kuliah tamu bertajuk “Algoritma dan Agenda: Peran Influencer dan Buzzer dalam Membentuk Narasi Komunikasi Kebijakan Publik”. Acara ini berlangsung secara hybrid, dengan narasumber utama Dr. Verdy Firmantoro, dosen Political Public Relations dari Universitas Brawijaya.
Kuliah dimulai dengan pengantar dari Novi Paramita Dewi, dosen pengampu mata kuliah Komunikasi Kebijakan, yang memperkenalkan Dr. Verdy kepada para peserta. Dalam sambutannya, Novi menyatakan harapannya bahwa topik yang diangkat akan memberikan wawasan baru tentang bagaimana algoritma media sosial membentuk komunikasi kebijakan, terutama terkait peran penting influencer dan buzzer.
Dalam pemaparannya, Dr. Verdy menjelaskan bahwa perkembangan pesat teknologi digital dan media sosial telah mengubah lanskap komunikasi publik. Salah satu dampak utamanya adalah bagaimana influencer dan buzzer berperan besar dalam membentuk narasi kebijakan publik. “Hari ini, kita tidak lagi bisa mengandalkan komunikasi tradisional saja. Peran influencer dan buzzer sangat krusial dalam membentuk opini publik,” ujar Verdy.
Ia juga menggarisbawahi bahwa algoritma media sosial kini memiliki peran penting dalam menentukan konten apa yang muncul di beranda pengguna. Algoritma ini, kata Verdy, memungkinkan personalisasi informasi, yang berarti setiap orang mendapatkan konten yang sesuai dengan preferensinya. Hal ini menjadi tantangan bagi pemerintah dan pembuat kebijakan dalam menyampaikan pesan yang efektif kepada masyarakat. “Dengan personalisasi ini, kita menghadapi tantangan baru dalam mengomunikasikan kebijakan. Pemerintah tidak bisa lagi hanya menggunakan satu pendekatan untuk semua orang,” tambahnya.
Selain itu, Verdy juga menyoroti bagaimana algoritma dapat memperkuat konten-konten yang bersifat emosional dan sensasional. “Konten yang kontroversial dan sensasional cenderung mendapatkan perhatian lebih besar, sehingga mempengaruhi bagaimana kebijakan dipersepsikan oleh publik,” katanya. Hal ini, menurutnya, dapat berdampak pada pergeseran persepsi publik terhadap kebijakan, di mana yang terpenting bukan lagi kebenaran, tetapi bagaimana pesan tersebut viral di media sosial.
Mahasiswa yang hadir dalam acara ini pun aktif berdiskusi, bertanya tentang dampak algoritma terhadap demokratisasi komunikasi, serta bagaimana mereka sebagai calon pembuat kebijakan dapat memanfaatkan media sosial untuk menyampaikan pesan kebijakan yang tepat sasaran.
Kuliah ini diakhiri dengan refleksi dari Dr. Verdy, yang menekankan pentingnya memahami ekosistem digital yang terus berkembang. “Di era digital ini, setiap kita adalah produsen informasi. Oleh karena itu, kita harus bijak dalam menggunakan media sosial, baik sebagai pengguna maupun pembuat kebijakan,” tutupnya.
Acara ini diikuti dengan antusias oleh sekitar 94 peserta, menunjukkan minat yang besar terhadap topik yang diangkat. Kuliah tamu ini merupakan bagian dari rangkaian akhir perkuliahan Komunikasi Kebijakan sebelum Ujian Tengah Semester di Departemen Manajemen dan Kebijakan Publik UGM, yang dirancang untuk memperkenalkan mahasiswa pada isu-isu komunikasi di era digital.