Kamis, 22 Februari 2024, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada (UGM) mengadakan acara pengukuhan Prof. Dr. Agus Heruanto Hadna, S.IP, M.Si sebagai Guru Besar dalam bidang kebijakan publik. Acara ini berlangsung di Balai Senat Gedung Rektorat Balairung UGM secara hybrid.
Acara dimulai dengan pembacaan biografi singkat Prof. Dr. Agus Heruanto Hadna yang lahir di Purwokerto pada tahun 1967. Beliau meraih gelar sarjana dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UGM, gelar master dari program Pascasarjana UGM, dan gelar doktor dari Institut Ilmu Politik dan sosial, Universitas Duisburg-Essen, Jerman. Dalam lima tahun terakhir, Prof. Hadna telah menghasilkan sembilan penelitian, 42 publikasi jurnal, beberapa buku dan bab buku, serta lima prosiding. Beliau juga telah menerima penghargaan Satya Lancana Karya Satya 10 dan 20 tahun dari Presiden Republik Indonesia dan penghargaan kesetiaan 25 tahun dari UGM.
Setelah pembacaan biografi, acara dilanjutkan dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan Hymne Gadjah Mada. Ketua Dewan Guru Besar UGM kemudian membuka upacara pengukuhan dengan resmi, disusul dengan pembacaan surat keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia yang menetapkan Prof. Hadna sebagai Guru Besar terhitung mulai 1 Juni 2023.
Dalam pidatonya yang berjudul “Inovasi Kebijakan dan Ketimpangan Sosial Ekonomi,” Prof. Hadna mengangkat isu tentang bagaimana inovasi dalam kebijakan publik dapat mempengaruhi ketimpangan sosial dan ekonomi. Beliau menyoroti bahwa perkembangan teknologi digital telah membawa perubahan signifikan dalam studi kebijakan publik. Pemerintah Indonesia telah berupaya untuk mendorong inovasi dengan menetapkan insentif fiskal dan menaikkan anggaran untuk infrastruktur digital. Namun, tantangan yang dihadapi adalah pendanaan yang masih terbatas, terutama untuk riset dan pengembangan.
Prof. Hadna menjelaskan bahwa meskipun inovasi dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelayanan publik, masih ada ketimpangan dalam distribusi manfaat inovasi tersebut. Data menunjukkan bahwa wilayah yang paling inovatif di Indonesia adalah Pulau Sumatera dan Jawa, sementara Kalimantan dan Papua masih tertinggal. Selain itu, kontribusi sektor swasta dalam pendanaan riset dan inovasi di Indonesia masih relatif kecil dibandingkan sektor publik dan pendidikan tinggi.
Dalam penutup pidatonya, Prof. Hadna menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan sektor swasta untuk mendorong inovasi yang inklusif dan merata. Beliau berharap agar inovasi kebijakan tidak hanya meningkatkan kesejahteraan segelintir golongan tetapi juga mampu mengurangi ketimpangan sosial ekonomi di masyarakat.
Dengan pidato yang inspiratif ini, Prof. Hadna resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar, menambah jajaran Guru Besar di Departemen Manajemen dan Kebijakan Publik FISIPOL UGM. Acara diakhiri dengan doa bersama dan ucapan selamat dari para hadirin, menandai momentum bersejarah bagi Prof. Hadna dan Universitas Gadjah Mada.
Selamat kepada Prof. Dr. Agus Heruanto Hadna atas pencapaian luar biasa ini. Semoga terus menginspirasi dan memberikan kontribusi terbaik bagi pengembangan ilmu manajemen kebijakan publik.
Penulis: Fahri
Foto: Fahri, Fauzi