Tingginya pengajuan dispensasi kawin di Jawa Timur menunjukkan angka kasus pernikahan anak yang mengkhawatirkan sekaligus menjadi perhatian di Jawa Timur. Pasalnya, pernikahan anak merupakan faktor terjadinya risiko stunting serta permasalahan lain, seperti meningkatnya angka putus sekolah, hingga peningkatan jumlah keluarga miskin di Indonesia. Berbagai program dicanangkan oleh BKKBN Jawa Timur, salah satunya adalah Program Generasi Berencana (GenRe) yang diharapkan menjadi media getok tular, yaitu penyebaran informasi dari kader remaja kepada remaja lainnya mengenai bahaya pernikahan anak, perilaku seks bebas, serta penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang. Namun membaca tren angka pernikahan anak di Jawa Timur tiga tahun terakhir ini, yang mencapai belasan ribu kasus, dapat disimpulkan bahwa program BKKBN saat ini perlu dievaluasi lebih lanjut.
BKKBN Jawa Timur perlu tegas dalam mengimplementasikan program-programnya, terutama dalam strategi komunikasi yang dilakukan. Pentingnya penyusunan standard operational procedure (SOP) yang jelas dan transparan agar arah kebijakan bukan hanya sekadar nama tanpa dampak nyata. Penggunaan media sosial sepatutnya digunakan untuk menyebarkan informasi mengenai bahaya pernikahan anak, seks bebas, dan narkoba; bukan hanya berisi publikasi agenda kegiatan harian.
Penulis (Mahasiswa S2 DMKP):
Ageng Pramesthi K,, Desinta Wahyu K,, Shafira Rizq.