Kegagalan science communicator dalam proses formulasi kebijakan dapat diidentifikasi dari hasil kebijakan yang tidak berdasarkan pada evidence-based atau evidence yang salah dan tidak kontekstual. Hal ini karena hasil kajian ilmiah yang diproduksi oleh para science communicator tidak menjangkau publik dan para decision maker. Akibatnya adalah kebijakan yang diproduksi oleh para perumus kebijakan sering mengesampingkan kondisi sosial dan kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu, penting bagi para science communicator untuk mengkomunikasikan hasil kajian ilmiah melalui pemanfaatan media kontemporer dan lebih menjangkau publik dan terutama para perumus kebijakan. Memanfaatkan media untuk mendiseminasi hasil kajian ilmiah merupakan proses komunikasi yang dinilai ideal untuk mengintervensi proses perumusan kebijakan. Hal ini bertujuan untuk mengintervensi proses perumusan kebijakan dan proses yang didominasi oleh kepentingan politik.
Penulis (Mahasiswa S2 DMKP):
Dimas Septian Adi Perdana, Dzakiyah Adalatul Hikmah, Putri Andayani Br Sitepu.