Prestasi kembali ditorehkan mahasiswa Department Manajemen dan Kebijakan Publik FISIPOL UGM di tingkat nasional dalam event Indonesian Debate Competition – International Accounting Week ke-2 di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang diselenggarakan pada 2 Maret 2016 lalu. Mahasiswa bernama Joko Susilo (Department Manajemen dan Kebijakan Publik angkatan 2013) yang tergabung dalam Tim UGM C ‘Rumah Cokro’ bersama Alfath Bagus Panuntun El Nur Indonesia (Department Politik Pemerintahan FISIPOL dan Safira Salsabila (Department Hukum, FH) berhasil meraih sebagai juara I dalam event tersebut.
Kompetisi ini adalah rangkaian dari acara International Accounting Week dengan tema utama Forensic Accounting in Ethnic, adalah kegiatan tahunan HIMA FE UMY yang menyediakan ruang bagi mahasiswa dan masyarakat umum untuk ikut berpartisipasi dalam kemajuan perekonomian Indonesia ini terdiri dari acara Accounting Olympiad (AO), Call for Essay, Indonesian Debate Competition (IDC), dan Plenary Session, Workshop and Talkshow (PWT). Dimana untuk IDC sendiri dilaksanakan pada Rabu, 02 Maret 2016 pukul 07.30 – 16.00 WIB di Gd. Ar. Fachrudin B lt. 5 kampus terpadu UMY. Putaran final 8 besar diikuti oleh tim dari UGM (3 tim), UMY (2 tim), Unsoed, Unair dan Unisula. Adapun untuk mosi terdapat 25 mosi yang diperdebatkan diantaranya Bidang Ekonomi (isu ASEAN Economic Community, UMKM, inflasi dan efek harga BBM, ekonomi kreatif dan studi kasus makro ekonomi lainya), Bidang Kesehatan dan Lingkungan (Legalisasi penjualan organ manusia, program kesehatan rumah tangga pra sejahtera, pajak progresif pada restaurant cepat saji dan kebijakan pengguna hewan sebagai objek olahraga), Bidang Sosial Budaya (hukum pidana anak dibawah umur, hak suara oleh narapidana, adopsi anak secara individu, kebijakan mengkonsumsi produk lokal bagi PNS), Bidang Pendidikan (pemisahan siswa putra-putri dalam proses KBM, impelentasi kurikulum 2013 dalam dinamika pendidikan global, kualitas guru penentu pendidikan berkualitas) dan Bidang Politik (kebijakan hukuman mati, wajib militer bagi generasi muda, tindak korupsi dan politik, isu nasionalisme, pemilu dan peran partai politik dalam demokrasi)
Dalam kompetisi ini tim UGM A diperkuat oleh 3 Mahasiswa Fakultas Hukum dan tim UGM B yang diperkuat oleh 2 Mahasiswa Department Ekonomi SV dan 1 mahasiswa Psikologi harus bertemu lebih dini dipenyisihan 8 besar. Perjalan tim UGM B harus terhenti di babak semi final setelah mengakui keunggulan dari tim Unair. Adapun tim UGM C (Rumah Cokro) berhasil mengungguli UMY A di penyisihan 8 besar dengan selisih skor 110 dan mengungguli tim UNSOED pada babak semifinal dengan menang tipis selisih skor 11 point. Dalam babak final pertandingan semakin sengit tidak hanya karna lolosnya tim UNAIR yang sejak babak penyisihan melibas lawan-lawanya dengan skor telak tetapi juga pada babak final mosi yang diperdebatkan ditentukan oleh juri ‘on the spot’. Mosi final yang sebelumnya tidak dirilis pada kisi-kisi Technical Meeting sehingga para grandfinalis harus berfikir lebih ekstra dengan waktu case building yang terbatas 15 menit. Predikat Juara I berhasil disandang tim UGM C setelah dalam babak final dengan mosi ‘Golput Dalam Pemilu sebagai Bukti Rendahnya Jiwa Nasionalisme’ berhasil menundukan UNAIR dengan selisih point 100.
Bagi kami tentu perlombaan debat semacam ini menjadi ruang untuk berdialektika, beretorika dan meningkatkan kapasitas diri. Di lain sisi juga sebagai sarana mengimplementasikan berbagai materi perkuliahan dikelas karena mosi-mosi debat yang ada tidak jauh dari berbagi materi kuliah yang ada seperti Korupsi Anti Korupsi, Manajemen Pelayan Publik, Perencenaan Pembangunan, Monitoring-Evaluasi Kebijakan hingga sistem sosial politik di Indonesia. Dan yang tidak ketinggalan adalah manffat bersilaturhami dengan berbagai entitas mahasiswa dari berbagai universitas di Indonesia.
Semoga mahasiswa UGM semakin aktif berprestasi, kontributif dalam berbagai bidang dan tidak berhenti nalar kritisnya hanya dikelas sehingga mampu meningkatkan mutu dan kualitas mahasiswa Gadjah Mada serta kelak di masa depan berperan serta dalam pembangunan di masyarakat dan negara. Karna dunia nyata lebih keras daripada sekedar hitam diatas putih nilai IPK semata di atas kertas. (JOS/)